Bonjour 24

Count to 24, 2 days left. 

And I’m still here, waiting.

Ya, nggak waiting juga, sih, sebenernya. Actually, I’m working, tapi curi-curi buat nulis blog. Hehehe… 😀

Aku bakalan berumur 24 tahun, nih. Tergolong muda, sih, sebenernya  (jangan bandingin sama anak kuliahan, ya), tapi entah kenapa aku ngerasa agak gimanaaaa gitu. Mungkin karena dulu pas aku masih jadi mahasiswa baru, aku mikirnya 24, tuh, something. Ya, umur yang udah cukup mapan secara pemikiran, status, dan finansial.

And then I finally (will) arrive at this age dengan ’embel-embel’ belum mapan secara pikiran, sikap, dan (ini pasti lah) status serta finansial. Aku ngerasa kayaknya belum pantes aja gitu umur segini. Man, I’m still labil dan childish. Dan  karena udah tahu banyak, pikiranku jadi ‘nyabang’.

Malah aku ngerasa kayaknya sekarang aku sering mikir negatif. Dalam konteks masa depan. Jaman awal kuliah dulu, tuh, dunia kayaknya indah dan mudah. Sekarang setelah mengetahui banyak hal, aku mulai mikir-mikir untuk mengambil keputusan, and hardly ever to think the world is truly beautiful. 

Misalnya dalam hal karier aja, ya. Aku dulu mikir pengen jadi ini, pengen jadi itu. Well, the world listens to you. Tapi sekarang nggak bisa lagi. Aku harus mikir backup plan kalau semuanya nggak seperti harapan. Kayak aku mau S2 ini. Aku juga pengennya nggak cuman S2 thok, uwis rampung. Masih ada ‘lanjutannya’: nyambi kerja, nyari koneksi, nyari peluang ini-itu. Banyak, lah.

Mungkin ada hikmahnya juga aku pernah sampai pada titik rendah setelah aku sidang skripsi. Setelah itu aku ngerasa jalan memang nggak lempeng. Kalo kata orang Jawa, nggronjal, alias terjal berbatu. Mungkin ini pelajaran hidup. Aku sampai pada posisi sekarang udah alhamdulillah, sih.

Yang lain, pernikahan. Hahaha…. Kata yang masih jauh dari aku dan bahkan belum kepikiran. Percaya atau tidak, aku mulai berpikir untuk mengesampingkan pernikahan dulu. Bukan berarti aku nggak pengen nikah, tapi dulu aku masih menggebu-gebu soal pernikahan dan sekarang nggak lagi. Aku masih menikmati life as single and it’s like heaven. Hahaha…

Masih banyak yang pengen aku raih sebelum menikah. Di umur hampir 24 ini aku mulai nggak mematok target khusus bahwa umur sekian harus nikah. Well, I still want to see more outside there. Dan mimpi-mimpiku belum kesampaian. Mungkin kalau suatu saat menemukan orang yang tepat, I may change my mind 😛

Mmm…apalagi, ya? Oh, penampilan, mungkin ya. Mungkin ini bagian yang membuat aku berpikir positif setelah membahas perubahan pikiran ke arah negatif. Udah aku bahas di blog sebelumnya bahwa aku sekarang ‘rempong’ dalam hal dandan. Dan nggak cuman dandan, sih, tapi the whole appearance of mine. Mulai membiasakan pake baju yang dulu aku pikir ‘formal’ dan meninggalkan ‘baju wajib kuliah’: jeans+kaos+sepatu teplek. Masih pake jeans, tapi kaosnya lebih ‘cewek’ lah.

Aku juga berpikir soal badan, ya. Karena gampang gendut, aku jadi bener-bener usaha untuk kurus. Sambil pelan-pelan aku menata pikiranku bahwa: I will still have many great ‘values’, not only my body shape. Dulu aku cukup fokus ke bentuk badan dan susahnya jadi kurus. Tapi sekarang aku mulai berpikir lebih positif. Dan sebenernya dandan adalah ‘pengalihan’ perhatian orang terhadap bentuk badanku.

Ya, meskipun gampang gendut bukan berarti aku boleh tampil seenaknya, dong, ya. Muka kucel, kulit berminyak, rambut dikuncir ‘seadanya’. Aku nggak bermaksud untuk menarik perhatian lawan jenis, tapi ini untuk aku sendiri supaya aku punya sesuatu yang bisa  ditunjukan ke orang lain, and it makes me proud. Dandan itu, terus terang, bikin aku lebih pede :D. And it matters today.

 

Well, after all, curhatku di atas bukan sebagai keluhan, sih, It’s only about sharing (yah, namanya juga curhat) about I am now. And I hope  for my 24 everything will be great. Amin. Welcome 24 🙂

 

 

 


Leave a comment